BATAMTODAY.COM, Batam - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Batam sangat menyesalkan kejadian kecelakaan kerja kembali terulang di galangan kapal, PT ASL Shipyard, Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji.

Sepanjang tahun 2021, Komisi IV DPRD Batam sudah menerima tiga aduan masyarakat terkait kecelakaan kerja di perusahan tersebut.

"Kecelakaan kerja sering sali terjadi di sana (PT ASL-red). Tahun ini saja sudah tiga laporkan yang kami terima," ujar Anggota Komisi IV DPRD Batam, Mohamad Mustofa mempertanyakan evaluasi perusahan terkait standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Meski sudah tiga kali terjadinya kecelakaan kerja, namun tidak ada satupun kasus yang masuk ke ranah hukum. Semua kasus berlalu seperti air mengalir tanpa jejak.

Tercatat pada Maret 2021, seorang pekerja Petrick Natanael Sitompul harus meregang nyawa di lokasi kejadian usai terjatuh dari salah satu kapal super tanker dengan ketinggian 25 meter.

"Kejadian menimpa Petrick dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) kami sudah ingatkan kepada perusahan untuk meningkatkan dan mengevaluasi. Ini harus dijalankan jangan ada human eror yang menjadi penyebab kecelakaan," ujar Mustofa.

Standar keselamatan kerja merupakan pengaman sebagai tindakan keselamatan kerja, seperti pelindung badan yang meliputi seluruh badan. Namun penemuan jasad Deni, tidak ditemukan satupun standar keselamatan kerja dikenakan di tubuh pria lajang asal Nusa Tenggara Timur (NTT) itu.

Dalam waktu dekat, Komis IV akan mengagendakan RDP bersama perusahan dan intansi terkait. "Keselamatan bekerja itu sangat penting. Serta safety harus diperketat oleh perusahaan," ujarnya.

Mustofa menilai lemahnya pengawasan dari Dinas Tenaga Kerja dalam menangani suatu kasus kecelakaan kerja, sering kali terulang peristiwa yang sama.

"Jadi Disnaker tak berfungsi, bekerja seperti ada laporan baru turun. Seharusnya peran pengawasan mencegah tidak terjadi insiden apapun itu," pungkasnya.

Editor: Yudha