BATAMTODAY.COM, Bintan - Menggeluti bisnis kuliner di tengah pandemi saat ini, bukan perkara mudah. Terlebih kuliner yang dijajakan mengusung kekhasan suatu daerah.

Untung rugi bukan barang asing dalam berbisnis. Demikian halnya yang dirasakan Dedi Husaini atau yang akrab disapa Pak Mok, seorang pebisnis kuliner khas Melayu di Kijang, Kabupaten Bintan.

Selain berharap cuan dari bisnisnya, Pak Mok juga memupunyai misi tersendiri dalam menjalankan bisnis kulinernya, yakni ingin melestarikan makanan tradisional khas Melayu, yang kini dinilai hampir pudar.

"Memang waktu awal jualan itu sulit sekali. Jangankan untung, malah tabungan habis diputar buat modal," kata Pak Mok di Kijang, Selasa (2/3/2021).

Ia kini mulai melebarkan sayap, dengan membuka cabang di Kijang, tepatnya di Kedai Kopi Iman. Memang saat ini, belum memberikan keuntungan. Namun apa yang dia dapati tetap disyukuri demi rezeki yang halal.

"Ini cabang dari Km 9 Tanjungpinang. Saya baru mau coba di Kijang. Kalau untuk peminat, ya masih belum terlalu ramai. Semoga saja ke depannya ada rezeki saya di sini," harap Pak Mok.

Tujuh tahun lamanya Pak Mok menggeluti bisnis makanan khas Melayu, tercatat sejak tahun 2012 lalu. Jatuh bangun pun sudah dirasakannya. Bahkan uang tabungan habis demi mengembangkan usahanya.

"Sudah tujuh tahun saya jualan makanan khas Melayu ini, awalnya sakit. Tetapi sekarang alhamdulilah," katanya, dengan rawat wajah berseri.

Ada lima menu andalan yang dijual Pak Mok, yaitu putu piring, putu ayu, lakse, roti kirai serta kue lapis. Kelimanya dibuat dengan sepenuh hati, demi kepuas pelanggan. Sebab, menurut Pak Mok kepuasan penggan adalah hal yang paling penting.

Untuk memulai semua ini, Pak Mok banyak belajar, mulai dari pengalaman, orang tua dan juga komplinan para pelanggan. "Selain budaya, kuliner khas Melayu juga perlu dilestarikan," tandasnya.

Editor: Gokli