BATAMTODAY.COM, Batam - Sebagian wanita pasti merasa risih dengan ketiak yang hitam dan berbulu. Hal itu bisa mengurangi rasa percaya diri saat mengenakan pakaian yang tidak berlengan.
Pada umumnya untuk menghilangkan ketiak yang berbulu, wanita dengan sendirinya akan mencukurnya. Padahal dengan mencukur, bulu ketiak tidak akan hilang, bahkan akan semakin hitam dan lebat. Dengan kamajuan dan berkembangnya teknologi kini ada solusinya.
Jika sebelumnya kita mengenal mesin IPL, kini updatean terbaru dari mesin IPL adalah Photo Theraphy Flash (PTF). PTF termasuk dalam tindakan medis dengan teknik foto theraphy atau foto sinar.
Foto theraphy ini akan menghambat pertumbuhan bulu, penghalusan bulu, hingga mengubah warna bulu halusnya. Bahkan dengan PTF, dapat sekaligus mencerahkan.
"Termasuk Theraphy Sinar Non Ablatif. Updatean dari mesin IPL, sinarnya lebih stabil dari IPL. Fungsinya untuk membantu menghilangkan bulu dibeberapa area tubuh, menghambat pertumbuhan bulu, hingga mengontrol pertumbuhan bulu lebih halus," ujar Dr. Rika, dokter Konsultan Eska Aesthetic Clinic, Baloi.
Bulu bulu halus yang bisa dihambat pertumbuhannya, mulai dari ketiak, balu halus di wajah termasuk kumis, brewok, bulu kaki dan tangan. Dengan mengikuti treatment ini, bukan membuat bulu tidak tumbuh lagi, tetapi akan membuat pertumbuhan bulu lebih lama. Tektur bulu kasar menjadi halus, dan warna bulu yang hitam akan berubah.
"Bulu yang lebat dan kasar bisa dikarenakan pencukuran bulu, bahkan bisa membuat ketiak hitam. Kalau dicabut juga tidak boleh karena berhubungan dengan saraf. Kalau sekali treatment sudah kelihatan hasilnya tapi baiknya dua minggu sekali. Karena setiap kulit akan merespon yang berbeda beda, dan butuh penyesuaikan terhadap mesin juga," ungkapnya.
Pengerjaannya PTF ini mulai dari pembersihan ketiak terlebih dahulu, lalu dicukur, barulah treament di area yang diinginkan. Hasil maksimal dua minggu sekali, treatment selama 1 jam ini terbilang aman karena ada level tingkat kehangatannya, dan biasanya untuk kulit sawo matang menggunakan suhu yang rendah.
Editor: Yudha
